Selasa, 30 Januari 2018

Pengalaman Tes PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk.

WIKA atau PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang sudah saya kenal sejak masih duduk di bangku SMP, besarnya perusahaan ini pun terkenal hingga ke daerah saya di Nusa Tenggara Barat, karena pernah pada suatu hari saya temukan logo perusahaan ini di salah satu proyek bangunan gedung di kota Mataram, daerah asal saya. Setelah bertahun-tahun kemudian saya kembali menemukan logo ini yakni pada aplikasi ECC, lembaga pengelola lowongan pekerjaan di UGM. Dengan akun mahasiswa yang saya miliki, saya pun iseng untuk mendaftar dengan hanya memencet tombol "lamar", dikarenakan saya masih mahasiswa saya bisa untuk mendaftar program beasiswa. Berikut adalah logo WIKA yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi teman-teman semua.


Seperti yang mungkin teman-teman sudah ketahui, terutama yang berkutat dengan jurusan teknik sipil, WIKA adalah salah satu perusahaan BUMN terbaik dibidang konstruksi yang dimiliki Indonesia. Bila kalian pernah berkunjung ke Jakarta tentunya logo diatas akan sangat mudah ditemukan, karena banyaknya proyek yang dikerjakan oleh perusahaan ini. Sebelum saya menjelaskan tentang tahapan tes di WIKA mungkin saya akan me-review beberapa hal yang mungkin bisa kalian jadikan pertimbangan untuk berkarir di bidang konstruksi.

Beberapa alasan utama yang mendasari seseorang memilih pekerjaan menurut saya adalah :
1. Gaji + Fasilitas yang didapat
2. Jaminan masa depan
3. Kesesuaian dengan bidang yang digeluti saat masa perkuliahan
4. Bidang industri yang diminati (Passion)
5. Visi Misi Perusahaan
6. Bonafiditas

Menurut saya faktor nomor 5 dan 6 jarang menjadi prioritas dalam memilih dan faktor nomor 1 dan 2 adalah yang menjadi prioritas saya saat memilih pekerjaan di awal kelulusan. Faktor nomor 1 tentunya adalah hal yang paling lumrah yang menjadi penilaian, titel BUMN juga mendukung faktor nomor 1 dan 2. Banyak review tentang WIKA yang bisa didapat di internet, namun tentu saja banyak yang tidak pasti, namun banyak yang mengatakan bahwa "bonus" di BUMN sangatlah besar, hal ini yang merupakan representasi dari faktor nomor 1 dan memantapkan hati saya untuk bergabung dengan WIKA. Faktor nomor 2 merupakan hal terpenting kedua karena akan bagaimana kita kedepanya tentu hal yang harus dipikirkan juga, boleh dibilang jaminan kita bekerja di BUMN sangat baik dibanding perusahaan multi nasional, menurut saya kerja di BUMN ialah "anti dipecat" kecuali berbuat kriminal, sedangkan jumlah gaji akan ditentukan dari prestasi kita dalam bekerja dan berkarir juga, kalau biasa-biasa saja insyaAllah tetap makmur.
Ternyata apa yang saya bayangkan tidak sesuai, setelah saya bekerja faktor nomor 3 dan 4 lah yang menjadi hal terpenting karena jika kita berminat dan bersemangat akan suatu bidang, pasti kita akan bekerja dengan nikmat dan sungguh-sungguh. Di WIKA saya ditempatkan di anak perusahaan yakni PT.WIKA Realty yang ilmunya bangunan gedung, karena tidak sesuai passion saya ternyata cukup sulit untuk menikmatinya.

Kemudian saya akan memberikan pendapat, apa saja hal yang harus dipertimbangkan ketika telah bekerja.

1. Work-Life Balance
Keseimbangan antara bekerja dan menjalani kehidupan pribadi tentu sangat penting, kita tentunya menginginkan bekerja dengan jam normal dan uang lembur ketika bekerja melebihi jam normal atau yang seharusnya. Kemudian juga jatah libur dan cuti yang diberlakukan perusahaan haruslah jelas. Di dunia konstruksi kalian akan sulit merasakan libur, karena di tanggal merah dan hari sabtu minggu pun harus tetap masuk karena produksi berjalan terus, terkecuali libur Idul fitri, Idul Adha. Selain itu jam kerja yang tidak stabil, untuk jam kerja normal sesuai peraturan pemerintah adalah 8 jam, dari pukul 08.00-12.00 dan 13.00-17.00 untuk waktu normal, jika bekerja lebih dari itu seharusnya ada perhitungan lembur. Namun di dunia konstruksi hal ini tidak bisa diberlakukan karena tentu perusahaan akan rugi besar jika proyek memberlakukan uang lembur. Di site atau proyek waktu bekerja sangatlah fleksibel terutama bagi pelaksana sipil yang harus mengawasi pekerjaan cor di malam hari, pembesian dan bekisting di pagi sampai sore hari. Bekerja shift atau bergantian dengan rekan satu tim juga harus diatur sendiri, jatah libur per bulan atau per 3 bulan juga harus diatur dan disesuaikan dengan kebijakan proyek masing-masing. Intinya untuk masa bekerja 1 bulan di dunia konstruksi anda masuk full 30 hari kerja dengan jam yang tidak stabil dengan gaji yang sama dibandingkan yang bekerja di perusahaan biasa dengan 8 jam kerja.
Tentu ada sisi positif dan negatifnya, namun yang saya soroti disini adalah "percuma mendapat uang yang banyak, namun kita tidak bisa menjalani kehidupan pribadi dengan teman dan keluarga". Memang jika bekerja di proyek akan banyak uang tambahan yang bergantung pada proyek masing-masing juga, makan-makan dengan owner, subkont, MK juga akan sering dijumpai dari makanan yang murah sampai di restoran mahal. Entertain atau hiburan juga bakal sering ditemui. Namun untuk kehidupan berkeluarga sangatlah sulit, apalagi bagi teman-teman yang tinggal di jawa dan ditempatkan di site atau proyek jalan di Kalimantan, pembangkit listrik di sumatra dan daerah lainya yang akan sangat sulit untuk sering pulang. Banyak yang saya temui bapak-bapak yang merantau ke Jakarta dan pulang beberapa minggu sekali bahkan sebulan sekali untuk menemui keluarganya, apalagi yang didaerah kalimantan, sumatra, sulawesi, maluku, papua, tentunya akan sangat sulit mendapatkan waktu berkumpul dengan keluarga. Untuk diri saya pribadi pun sangat sulit untuk mendapat waktu berkumpul dengan teman-teman di hari sabtu atau minggu.

2. Jenjang karir
Mengapa sebelumnya saya menjelaskan bahwa kesesuaian antara bidang industri perusahaan yang kita lamar dengan background pendidikan kita di bangku perkuliahan sangatlah penting, menurut saya akan berpengaruh pada jenjang karir. Untuk jurusan Teknik Sipil akan sangat cocok masuk di dunia konstruksi karena jenjang karir untuk menjadi kepala seksi, manajer proyek bahkan sampai di tingkat direksi pun akan terbuka lebar. Sedangkan untuk saya yang Jurusan Teknik Elektro tentunya sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk mencapai puncak jabatan karena tidak sesuai dengan bidang keilmuan saya. Sebagai contoh di departemen dimana saya ditempatkan, seorang lulusan Teknik Elektro hanya akan menjadi pelaksana MEP dan akan naik menjadi pelaksana Utama MEP atau menjadi building management, tidak bisa jadi manajer proyek. Hal yang sepele tapi harus dipikirkan kedepanya.

3. Pengembangan Kompetensi Karyawan
Karena bergerak di bisnis bangunan gedung, pelatihan kompetensi antara yang memiliki background teknik sipil dan selain teknik sipil tentu akan ada perbedaan. Sebagai karyawan selama 1 tahun di WIKA saya tidak pernah mendapat pelatihan terkait pengembangan kompetensi saya sebagai lulusan teknik elektro. 

Dari 3 alasan tersebut dan banyaknya peluang ditempat lain yang insyaAllah bisa lebih menghargai saya, saya keluar dari WIKA setelah bekerja selama 13 bulan.

Hal lain yang membuat saya penasaran, siapakah BUMN konstruksi terbaik di Indonesia? Walaupun saya tidak bisa memberikan kesimpulan, saya akan bercerita garis besarnya.
Tentu kalian sudah tidak asing dengan nama-nama berikut :

1.PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.

2. PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.


3. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.

4. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.

5. PT. Hutama Karya (Persero) Tbk.
6. PT.Nindya Karya (Persero) Tbk.


7. PT. Brantas Abipraya (Persero) Tbk.

Tujuh nama diatas adalah perusahaan BUMN terkenal dibidang konstruksi, yang menurut saya akan sangat berprospek kedepanya untuk teman-teman lulusan Teknik Sipil. Namun 4 nama teratas adalah yang memiliki kasta paling tinggi di bidang konstruksi.

Nama-nama lain seperti :

1. PT. Total Bangun Persada

2. PT. Totalindo

3. PT. Tatamulia Nusantara Indah

4. PT. Jaya Konstruksi

5. PT. Nusa Konstruksi Enjineering (NKE)


Nama-nama diatas juga pasti tidak asing bagi kalian yang tinggal di Jakarta, kelima kontraktor swasta ini menurut saya yang terbaik di Indonesia karena memiliki banyak proyek. Yang juga bisa menjadi opsi teman-teman teknik Sipil dalam berkarir.
Namun asumsi saya dan berdasar pada pengalaman dan hasil bacaan di internet, kontraktor terbaik saat ini adalah PT.Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., hal ini didukung dari beberapa data yang saya dapat.

1. Gaji dan Bonus
Untuk masalah gaji, saya tidak bisa memberikan nominal yang pasti di perusahaan lain selain WIKA. Namun sejauh info yang saya dengar PT.PP lah yang terbaik. Karena pengalaman saya bekerja di WIKA maka saya akan menjelaskan rincianya. Untuk yang baru bergabung dan masih dalam program MT, kalian akan menerima Rp 159.000 per hari + tunjangan Rp.800.000 dengan catatan walaupun masuk sabtu minggu dan hari libur tidak akan dihitung, jadi hanya dihitung hari kerja saja. Nominal ini cukup baik untuk fresh graduate karena sebulan bisa mencapai 4,2jt jika tidak ada hari libur, dibandingkan dengan PLN group yang OJT hanya 3jt. Nilai tersebut biasanya adalah standar untuk OJT, karena jatuhnya masih uang saku. Terlebih lagi di proyek saya masih mendapatkan 1jt tambahan untuk uang makan, dan masih banyak uang plus dari proyek.
Setelah diangkat menjadi pegawai atau lulus OJT, standar gaji yang didapat yang dipatok dari wilayah jabodetabek adalah berupa gaji pokok 4,2 jt dan tunjangan 1,7jt dan potongan asuransi, kesehatan dll sebesar 500rb, total yang diterima 5,4jt. Untuk yang di wilayah sumatra, kalimantan dll akan ada tunjangan kemahalan atau detasir sehingga dapat mencapai 8jt.
Namun sayangnya dan memang sudah rezeki saya, dimana penempatan saya di anak perusahaan, jumlah yang saya terima tidak sesuai dengan teman-teman saya yang penempatan di WIKA pusat, saya menerima 4,9jt, dan ini juga alasan terbesar mengapa saya keluar dari WIKA.
Untuk PT.PP sendiri gaji yang diperoleh ketika menjadi pegawai tetap sebesar 6jt menurut informasi teman saya yang bekerja disana.
Yang agak berbeda dari perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi terutama BUMN adalah adanya bonus tahunan yang diperoleh, menurut pengalaman saya di WIKA, selain 12x gaji yang diberikan per bulannya dalam 1 tahun, ada 2x gaji THR dan 4x gaji bonus tahunan yang menurut saya ini adalah nominal yang paling kecil, jadi 1 tahun bisa 18x gaji, namun jumlah ini juga tidak jelas per tahunnya dan tidak selalu sama. Menurut informasi teman saya di PP, bonus tahunan yang pertama dia dapat sejumlah 6x gaji dan THR, jadi mungkin bisa sekitar 20x gaji. Untuk informasi lain Waskita Karya juga memberikan tunjangan yang cukup baik menurut informasi teman saya, sedangkan untuk perusahaan lainnya saya belum memiliki informasi.

2. Review Perusahaan
Apa yang saya tuliskan disini adalah pendapat saya berdasarkan beberapa informasi yang saya dapatkan dari beberapa artikel dan pendapat teman lain yang pernah bekerja di BUMN konstruksi. Dari semua pendapat yang saya temukan, entah rekan kerja di proyek yang sudah lebih senior, teman-teman MT WIKA, teman yang bekerja di tempat lain yang pernah berinteraksi dengan kontraktor BUMN, dapat saya simpulkan mayoritas pendapat mereka mengatakan bahwa PT.PP adalah yang terbaik dilihat dari segi gaji dan kesejahteraan karyawan serta proyek yang dikerjakan.
Dari segi aset yang dimiliki WIKA adalah yang terbesar, karena banyaknya anak perusahaan dan departemen yang dimiliki, serta peralatan yang cukup lengkap.
Yang saya ketahui, untuk PP dan Adhi memiliki banyak proyek di bidang bangunan gedung. Untuk bidang EPC power plant & industrial plant PP lah yang juara, karena banyaknya proyek pembangkit listrik yang dikerjakan PP. Untuk WIKA menurut saya cukup berimbang antara proyek bangunan gedung dan infrastruktur, sebut saja Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan konsorsium beberapa BUMN dengan WIKA sebagai leadernya, begitu juga dengan kereta cepat Jakarta-Bandung, Rumah sakit Universitas Indonesia dll. Untuk Waskita dan Hutama tentu akan sering dijumpai pada proyek jalan dan jembatan. Sedangkan Brantas Abipraya dan Nindya menurut saya yang kurang terdengar.

3. Rekrutmen
Karena pembangunan infrastruktur yang tengah gencar dilakukan, tentunya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi ini sedang melakukan rekrutmen yang cukup besar juga. Dari pengalaman saya, untuk WIKA sendiri cukup sering melakukan rekrutmen, dan sering menjemput bola dalam artian melakukan rekrutmen hingga ke daerah-daerah di berbagai Universitas terkemuka di Indonesia. WIKA bisa melakukan rekrutmen 4-6 kali dalam setahun. Sedangkan untuk PP lebih jarang dan selektif, untuk jalur MT PP sangatlah ketat dan lebih jarang menjemput bola dan rekrutmen dilakukan di Jakarta. Untuk Waskita dan Adhi juga cukup jarang melakukan rekrutmen, setahun mungkin hanya 2-3 kali. Untuk Hutama, Nindya dan Brantas juga demikian. Yang paling saya soroti dari rerutmen WIKA ini, intensitas yang terlalu sering tentu akan menjaring banyak SDM pula, namun tidak diperhatikan dengan baik setelah masuk. Kasaranya bisa dibilang "masuk banyak keluar banyak".Sebagai contoh dari almamater saya, dengan kampus dan jurusan yang sama ada 5 orang yang masuk WIKA termasuk saya di periode yang hampir berdekatan, 2 orang kakak kelas saya dan 2 orang teman seangakatan saya. Keempat rekan saya tersebut sudah keluar dari WIKA sejak OJT yang menurut saya keempat orang tersebut adalah orang yang sangat hebat di jurusan saya, ada yang S2 di Taiwan, programer tim robot, ketua organisasi, dan memiliki prestasi internasional, dan mungkin hanya saya saja yang mahasiswa biasa-biasa saja. Keempat orang tersebut pindah ke telkomsel, PLN, Siemens dan Schneider Electric. Yang saya sesalkan dan dapat simpulkan disini, tentu WIKA mengalami kerugian yang sangat besar, dimana sudah mengeluarkan biaya besar untuk rekrutmen dan mendapatkan SDM terbaik yang kemudian keluar. Alasan mereka keluar tentunya dapat kita terka yakni keempat perusahaan tersebut menawarkan sesuatu yang lebih baik dibanding WIKA, padahal yang bertitel BUMN hanya PLN, WIKA kalah bersaing dalam memberikan tawaran dengan 3 perusahaan lainya yang notabene swasta bahkan perusahaan multi nasional. Hanya saya saja lah yang bertahan dan lulus dari program OJT dan menjadi pegawai tetap, yang pada akhirnya saya juga memutuskan keluar dari WIKA. Mungkin teman-teman semua banyak yang bertanya apa keluar tidak ada denda? kok gampang banget keluar? Yak benar sekali, untuk keluar bisa dibilang gampang karena tidak ada penahanan Ijazah atau transkrip nilai serta denda yang hanya sebesar 10jt. Namun karena tidak adanya hal yang mengikat agar seseorang membayar denda, tentunya kami semua pergi dengan mudah, walaupun tetap secara baik-baik untuk ngobrol dengan bagian Human Capital. Untuk PT.PP sendiri rekrutmen cukup ketat dan jarang dilakukan, sehingga mungkin karyawannya dibina dan dihargai lebih baik, 3 orang teman saya yang di PP saat ini masih bekerja disana dan cukup nyaman serta ditempatkan di bagian yang memang sesuai bidang yakni departemen EPC. Untuk adhi karya saya hanya memiliki informasi ada 1 kakak kelas yang bekerja disana dan masih bertahan.

Jadi dapat saya simpulkan bahwa untuk teman-teman yang memiliki jurusan dibidang selain teknik sipil, terutama Electrical dan Mechanical pilihlah PP sebagai prioritas utama. Untuk teman-teman yang teknik sipil silahkan masuk sesuai passion anda, jika berminat ke infrastruktur silahkan masuk WIKA, Hutama, atau Waskita, bila tertarik bangunan gedung pilihlah PP atau Adhi, jika berminat EPC pilihlah PP. Untuk kontraktor swasta sejauh ini yang menjadi perhatian saya adalah Total Bangun Persada dan Jaya Konstruksi, banyaknya proyek dari kedua perusahaan ini serta kerapian dan keindahan proyeknya yang mendasari saya memilih keduanya.

Mungkin cukup sampai disana pendahuluan dan review yang semoga bisa membantu teman-teman semua. Berikutnya saya akan menjelaskan tahapan dari seleksi pegawai WIKA sendiri. Berikut adalah tahapan seleksi yang secara urut saya jelaskan hingga seseorang bisa menjadi pegawai tetap, namun pada kenyataannya akan dibagi menjadi 2 tahapan utama :

1. Seleksi Administrasi/Berkas
2. TPA & Psikotest
3. FGD & Wawancara Psikolog
4.Wawancara User
5. Medical Check Up
6. Indoor Class
7. Outbond/Militer
8. On The Job Training (OJT)
9. Makalah & Presentasi

Jadi setelah kalian melewati tahapan ke 1 - 5, kalian akan diterima sebagai calon pegawai dan masih ada kemungkinan tidak menjadi pegawai tetap jika tidak berhasil mencapai standar nilai yang ditentukan berdasarkan penilaian dari tahap 1 - 9.

I. Tahapan Menjadi Calon Pegawai

1. Seleksi Administrasi/Berkas
Yang paling penting dalam suatu rekrutmen perusahaan adalah IPK, dalam seleksi administrasi kebanyakan perusahaan menyeleksi berkas melalui besarnya IPK, karena hal ini merupakan cara termudah untuk menggugurkan banyak peserta, sehingga hanya peserta dengan IPK yang terbaiklah yang mengikuti tes, namun ada juga perusahaan yang mengikut sertakan seluruh peserta yang IPK-nya diatas standar yang ditentukan perusahaan. Untuk seleksi berkas di WIKA, IPK harus melebihi 2,75 atau 2,80. Menurut pengalaman saya, usahakan IPK lebih dari 3,00, akan tetapi tidak jarang perusahaan mengikut sertakan peserta dengan IPK diatas 3,25, sehingga bisa saya simpulkan agar lolos di setiap seleksi berkas perusahaan, usahakan IPK diatas 3,25. Persyaratan IPK ini biasanya dibuktikan dengan pengumpulan transkrip nilai, SKL atau Ijazah.
Syarat berikutnya yang biasanya jadi pertimbangan perusahaan adalah skor TOEFL, nilai skor TOEFL minimum rekrutmen suatu perusahaan biasanya 450, namun berdasarkan pengalaman saya nilai 500 yang menjadi patokan, sehingga usahakan skor TOEFL bisa diatas 500. Biasanya perusahaan meminta kita mengumpulkan foto copy sertifikat TOEFL atau mengupload hasil scan sertifikat TOEFL jika pendaftaranya online. Syarat berikutnya adalah SKCK, surat keterangan bebas narkoba atau surat sehat, namun berkas ini biasanya tidak terlalu penting dalam pertimbangan seleksi berkas dan pengumpulannya bisa menyusul, bahkan hingga saya dinyatakan sebagai pegawai tetap WIKA pun saya belum pernah menyerahkan SKCK.

2.TPA (Tes Potensi Akademik) & Psikotest
Tahap ini biasanya selalu diadakan dalam setiap rekrutmen perusahaan, begitupun dengan rekrutmen WIKA. TPA ini sendiri terdiri dari 9 sub test yang terdiri dari kemampuan verbal seperti mencari persamaan atau lawan kata, kemampuan numerik seperti menghitung deret angka dan soal cerita, daya ingat dll.
Sedangkan pada psikotest terdiri dari wartegg test, gambar orang dan pohon, pauli dan EPPS. Keempat sub tes tersebut sudah umum atau biasa kalian jumpai dalam berbagai rekrutmen perusahaan. Kuncinya disini adalah siapkan fisik dan konsentrasi, karena gambar-gambar tersebut tidak ada trik pengerjaanya dan mencerminkan kepribadian kita, hasil dari psikotest ini juga akan menjadi acuan psikolog pada tahapan tes berikutnya yakni wawancara psikolog. 
Untuk rekrutmen WIKA, pengumuman dari seleksi tahapan kedua ini cukup cepat, karena langsung diumumkan hari itu juga dan langsung keluar jadwal untuk tes berikutnya. Tes berikutnya yakni FGD dan wawancar psikolog dilaksanakan di hari berikutnya

3. FGD (Focus Group Discussion) dan Wawancara Psikolog
Kedua tahapan ini juga sudah biasa dilakukan dalam rekrutmen perusahaan. Untuk FGD sendiri akan dilaksanakan seperti pada umumnya dimana kelompok akan terdiri dari 6-8 orang yang akan membahas suatu permasalahan, dimana permasalahan yang akan dibahas yakni berupa beberapa pilihan dan kelompok bertugas berdiskusi untuk memilih pilihan terbaik tanpa melakukan voting atau pengambilan suara terbanyak. Berdasarkan pengalaman beberapa kriteria yang dinilai dalam FGD rata-rata sama saja, yang jelas kalian harus melatih kemampuan berkomunikasi formal dan keaktifan. Sedangkan kriteria mutlak untuk lolos dalam FGD adalah kalian harus menguasai pokok permasalahan dari kasus yang diberikan, kemudian dapat memberikan solusi yang baik serta dapat mempengaruhi atau menjadikan setiap usulan yang kita berikan dapat diterima oleh kelompok.
Untuk wawancara psikolog adalah kelanjutan dari tes FGD namun masih dalam satu rangkaian. Pada tahap ini kalian akan dihadapkan dengan seorang pewawancara yang akan lebih menggali kepribadian kalian dengan acuan berupa hasil dari psikotest yang telah dilakukan sebelumnya. Pertanyaan yang diajukan psikolog sangatlah sederhana dan tidak perlu belajar apapun, cukup ingat-ingat saja beberapa pengalaman yang pernah kalian lakukan di masa perkuliahan. Satu kunci yang perlu dilakukan disini adalah kejujuran karena kebohongan akan terlihat oleh psikolog baik dari hasil psikotest maupun tingkah laku kalian saat diwawancarai. 

4. Wawancara User
Setelah lolos dari tahapan selanjutnya maka kalian akan masuk ke wawancara User atau dengan kata lain yang kemungkinan akan menjadi atasan anda atau kepala unit kerja dimana anda ditempatkan. Ketika itu saya masih Fresh Graduate sehingga pertanyaan lebih banya ke arah Akademik, nah disini pembuktian dari hasil studi kalian selama kurun waktu 3,5 - sekian tahun, tapi intinya menurut saya jawablah dengan yakin dan percaya diri tapi tidak asal-asalan.

5. Medical Check Up
Kemudian setelah wawancara user masuklah ke tahap Medical Check-up yang menurut saya disini cukup standar yakni banyak perusahaan juga melakukan hal serupa dimana item ujinya hanya berupa darah dan urin serta bentuk fisik. Jika kalian rajin berolahraga dan menjaga makanan insyaAllah pasti lolos, hal ini berbeda dengan medical check up PLN Group dan pertamina yang cenderung lebih ketat.

Setelah lolos kelima tahapan diatas maka kalian akan dipanggil untuk tanda tangan kontrak di kantor pusat dan nantinya mengikuti serangkaian tahap OJT atau probation selama 6 bulan yang terdiri dari:

6. Indoor Training - Pengenalan perusahaan selama 1 minggu

7. Outbond/militer - Kegiatan fisik sebagai pembentukan mental dan penanaman nilai-nilai perusahaan

8. On Job Training (OJT) - Penempatan di masing-masing unit kerja dan akan ada mentor atau pembimbing dalam bekerja dan membuat tugas akhir

9. Makalah dan Presentasi - Dalam kurun waktu 6 bulan selama OJT kalian dituntut untuk menghasilkan suatu inovasi atau improvement dari project atau unit kerja dimana kalian ditempatkan untuk kemudian dipresentasikan dan diujikan sebagai syarat kelulusan.

Setelah menyelesaikan 9 tahap tersebut maka Divisi Human Capital akan memberikan suatu penilaian kumulatif yang memiliki suatu standar tertentu sehingga nanti menentukan lolos atau tidaknya kalian menjadi pegawai tetap.

Demikian Sharing saya kali ini semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sabtu, 07 Januari 2017

Melepas WIKA, kehilangan GA dan IP

Assalamualaikum,

Saya ingin bercerita tentang pengalaman bekerja dan kemudian bagaimana berhenti bekerja serta kembali mengikuti tes-tes kerja. Pengalaman ini adalah salah satu yang paling penting di hidup saya, karena dilalui dengan perjuangan dan kerja keras, namun apa yang bisa saya dapat disini adalah setiap manusia itu memang harus memiliki mimpi dan cita-cita yang digapai dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh serta do'a yang kuat, namun di akhir perjalanan Allah lah yang akan menentukan takdir kita dan apa yang kita peroleh. Mengutip pernyataan salah satu pegawai Indonesia Power yang mengingatkan saya tentang suatu hal, kutipan ini saya dengar ketika saya mengikuti seleksi wawancara akhir/wawancara user di PT.Indonesia Power, yakni "Rezeki, jodoh dan kematian adalah 3 hal yang kita tidak tahu dan telah ditentukan oleh Allah", kata-kata ini menyadarkan saya bahwa rezeki yang salah satunya kita peroleh dengan bekerja telah menjadi ketetapan Allah, maka untuk menjemputnya harus diiringi dengan ikhtiar dan doa.

Bekerja adalah salah satu yang diinginkan para sarjana ketika lulus kuliah, begitupun dengan saya, dari pilihan melanjutkan sekolah, berwirausaha dan bekerja, bekerja adalah pilihan yang paling banyak peminatnya. Setiap lulusan S1,D4 dan D3 yang merupakan program umum di universitas dan paling banyak dibutuhkan perusahaan saat ini mengharapkan bekerja di perusahaan yang terbaik. Salah satu perusahaan yang paling banyak diminati adalah yang bertitel "Plat Merah" atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), rekrutmen dari BUMN selalu menarik banyak pelamar yang jumlahnya hingga puluhan ribu.

Begitupun dengan saya, BUMN adalah prioritas nomor 1 yang saya tuju. Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Maulana Hidayatullah, saya menyelesaikan pendidikan S1 saya di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, saya mengambil jurusan Teknik Elektro dengan konsentrasi Sistem Tenaga Listrik atau yang dikenal dengan 'arus kuat'.Saya mulai berkuliah di tahun 2011 dan lulus di tahun 2015. PT.Perusahaan Listrik Negara atau PLN merupakan BUMN impian saya sejak mengawali kuliah, namun Allah telah memberikan saya jalan yang berbeda, sekalipun saya tidak pernah mengikuti seleksi dari perusahaan impian saya ini karena rezekinya di tempat lain.

1.PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk
    Salah satu perusahaan plat merah terbaik di bidang konstruksi


2.PT.Garuda Indonesia (Persero) Tbk
   Perusahaan plat merah terbaik di bidang transportasi udara


3.PT.Indonesia Power
   Anak perusahaan dari PLN yang khusus bergerak pada industri pembangkitan listrik



Ketiga nama perusahaan di atas pastinya sudah tidak asing ditelinga para pelamar pekerjaan terutama orang-orang yang ada di jurusan teknik karena besarnya rekrutmen yang dilakukan. Namun sangat disayangkan saya harus kehilangan ketiga perusahaan tersebut di waktu yang cukup berdekatan, sungguh pengalaman yang sangat menyedihkan.

Di awal tahun 2015, saya mulai mengerjakan skripsi atau tugas akhir untuk bisa lulus dan menyandang gelar sarjana teknik yang nantinya saya harapkan dapat menjadi modal awal saya dalam mencari pekerjaan. Sembari mengerjakan skripsi saya mengisi waktu di semester akhir atau semester 8 dengan mengikuti kursus TOEFL karena ini juga merupakan hal penting dalam melamar pekerjaan. Di saat yang bersamaan saya pun mencoba untuk mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan, terutama yang diperuntukkan bagi mahasiswa semester akhir. Saat itu tepatnya di bulan maret 2015 saya melihat ada peluang bagi mahasiswa semester akhir untuk mengikuti seleksi beasiswa PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, yang mana penerima beasiswa ini akan langsung menjadi pegawai setelah lulus nanti. Saya melamar menggunakan aplikasi Engineering Career Center (ECC) Universitas Gadjah Mada yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi jobseeker di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Beberapa waktu kemudian sayapun mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tes, dan dari sekian banyak pelamar akhirnya saya bisa lulus menjadi calon pegawai PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk. Sebenarnya program beasiswa ini ditujukan untuk mahasiswa yang duduk di semester 6, karena program beasiswa ini dijalankan selama 1 tahun, sehingga karena saat itu saya telah duduk di semester 8, maka saya tidak mendapatkan beasiswa dan langsung menjadi calon pegawai saja.

Setelah mendapatkan kepastian bahwa saya akan bekerja di BUMN sekelas WIKA, maka saya fokus mengerjakan skripsi dan berhasil wisuda di bulan agustus 2015. Dua minggu kemudian saya langsung berangkat ke Jakarta untuk menandatangani kontrak kerja dengan WIKA. Yang membuat saya terkejut disini adalah ternyata setelah melewati serangkaian tes, saya diterima sebagai "calon pegawai" karena ada masa 6 bulan OJT (On The Job Training) dan beberapa tahapan lagi untuk menjadi pegawai tetap sesungguhnya dan masih ada kemungkinan untuk tidak lolos sehingga harus keluar dari WIKA. Tahapan untuk menjadi pegawai WIKA memang cukup berat, tapi saya yakin jika kita bersungguh-sungguh tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih. Seperti yang telah saya jelaskan pada tulisan sebelumnya, saya di tempatkan di PT.WIKA Realty yang merupakan anak perusahaan dari WIKA yang bergerak di bidang developer properti. Sejak awal bergabung bersama WIKA besar harapan saya untuk bisa menjadi kontraktor Power Plant atau Industrial Plant, namun begitulah perusahaan, menempatkan karyawanya sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan. Kerja di konstruksi bangunan gedung bukanlah passion saya, hal ini membuat saya tidak nyaman, terlebih lagi posisi saya sebagai pelaksana yang notabene merupakan pegawai kasta terendah dalam konstruksi bangunan gedung. Yang perlu saya tekankan lagi kepada teman-teman semua adalah kerja di bidang konstruksi akan menuntut kita untuk kerja dengan jam yang tidak stabil, bisa sangat sibuk dan bisa sangat santai. Semua juga bergantung pada progres pekerjaan di lapangan dan dana yang tersedia. Jika sesuai maka kita akan bekerja sesuai dengan kurva S yang telah direncanakan.

Nama besar perusahaan dan jumlah pendapatan yang diterima belum tentu menjadi patokan agar seseorang bisa nyaman dalam bekerja. Work-life balance juga hal yang penting dalam memilih pekerjaan, karena kita hidup tidak hanya untuk bekerja. Bekerja di proyek bangunan gedung selama 1 tahun, keseimbangan antara bekerja dan mengerjakan hal lain seperti berkumpul dengan teman, pulang kampung atau mengerjakan hal yang menjadi hobi kita merupakan hal yang sulit saya dapatkan, karena harus sering standby di proyek dengan libur yang tidak jelas, bahkan di tanggal merah sekalipun pekerjaan konstruksi tetap berjalan. Karena banyak pertimbangan seperti mungkin yang telah saya jelaskan pada tulisan sebelumnya yakni :
1. Work-life balance
2. Passion
3. Kesesuain Gaji
4. Pelatihan Kompetensi
Keempat hal tersebut tidak saya dapatkan di WIKA, maka saya berusaha untuk mendaftar di perusahaan lain yang menawarkan 4 item tersebut dengan lebih baik. Saat itu Garuda Indonesia dan Indonesia Power lah yang menjadi tujuan utama saya. Karena sudah tidak fokus bekerja karena merasa mendapatkan sesuatu yang tidak adil, sayapun makin gencar untuk melamar di berbagai perusahaan. Sehingga pada suatu titik dimana dalam 1 minggu saya melaksanakan tes di 4 hari yang berbeda dari 3 perusahaan yang berbeda. Saat itu saya dihadapkan pada 2 pilihan, bekerja sambil mengikuti tes yang resikonya keduanya tidak dapat dilakukan dengan maksimal dan berhenti dari pekerjaan untuk fokus tes yang resikonya tidak dapat penghasilan dan menganggur. Namun karena ketidak nyamanan serta ketidak adilan yang sangat besar sejak awal saya berabung dengan WIKA, maka saya putuskan untuk resign dan fokus untuk tes.

Sebagian besar orang menganggap saya bodoh dan tidak sabaran karena melepas status sebagai pegawai BUMN, namun saat itu saya berfikir bahwa hidup adalah pilihan, dan saya juga sudah besar, segala keputusan yang saya buat maka saya sendiri yang akan menanggung resikonya. Namun hal ini yang membuat saya bersemangat untuk belajar dan melakukan persiapan terutama bahasa inggris dan me-review kembali materi teknik elektro yang telah lama saya lupakan, serta yang paling penting mengatur pola makan dan olahraga karena tes kesehatan dari perusahaan-perusahaan ini sangat lah ketat dan berlatih menghadapi wawancara. Setiap hari saya isi dengan berolahraga dan belajar, rasanya lega ketidak nyamanan dan ketidak adilan yang saya peroleh di WIKA bisa lepas. Namun kegalauan baru muncul yakni "menganggur", namun saya hilangkan dengan motivasi dan do'a. Berbagai tes saya lakukan, penantian akan pengumuman pun membuat hati berdebar dan akhirnya dalam 2 bulan masa menganggur saya, saya kehilangan 2 perusahaan yang saya idam-idamkan. Saya gugur di Garuda Indonesia pada tahap ke-5 dari 7 tahapan dan gugur di tahapan terakhir Indonesia Power, ya bayangkanlah kesedihan kehilangan 3 hal penting ini. Dalam susasana sedih yang mendalam dan di akhir tahun yang mana semua perusahaan pasti libur dan tidak mungkin ada tes lagi, sayapun memutuskan untuk pulang kampung ke kota kelahiran saya Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Di akhir tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa, "Rezeki telah diatur oleh Allah, manusia boleh berencana namun Allah yang menentukan". Indonesia Power merupakan perusahaan terakhir yang menjadi harapan saya, entah apa yang ingin Allah tunjukkan kepada saya, saya digagalkan di tahap terakhir dimana pewawancara yang mewawancarai saya di tahap akhir adalah mantan HRD WIKA, dengan segala kekurangan dan kesalahan saya pada wawancara tersebut akhirnya saya tidak lolos untuk menandatangani kontrak dengan Indonesia Power. Di balik kesedihan saya di kampung halaman di penghujung tahun 2016, bertepatan saat penandatanganan kontrak Indonesia Power dilakukan, Allah menunjukan kebesaranya, Alhamdulillah saya diterima di PT.SUCOFINDO yang merupakan BUMN juga, yang tidak begitu saya harapkan dan hanya jadi pengiring atau pengisi waktu luang selagi berusaha menggapai Garuda Indonesia dan Indonesia Power, lagi-lagi di tahap ini saya disadarkan bahwa mungkin disinilah rezeki saya dan saya harus banyak-banyak bersyukur.

"Apa yang menurut manusia baik belum tentu baik menurut Allah dan apa yang menurut manusia buruk belum tentu buruk menurut Allah, setiap kejadian pasti ada hikmahnya, teruslah berusaha dan berdoa serta selalu bersyukur"
Kutipan yang saya peroleh dari nasihat ayah saya, dan menjadi kesimpulan dari tulisan ini.
Sekian sharing dari saya,

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rabu, 30 November 2016

Sistem Kelistrikan Nusa Tenggara Barat

Listrik adalah kebutuhan setiap orang pada zaman sekarang ini, kebutuhan akan listrik pun terus bertambah seiring berkembangnya berbagai peralatan yang membutuhkan suplai tenaga listrik. Di Indonesia listrik juga merupakan suatu hal yang penting dalam berbagai aktivitas, baik di sektor bisnis, pemerintahan, sosial dan rumah tangga. Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya dan dipisahkan oleh lautan, oleh karena itu sistem tenaga listrik dari masing-masing pulau ada yang berdiri sendiri dan ada pula yang ter-interkoneksi.

Salah satu provinsi di Indonesia adalah Nusa Tenggara Barat yang beribukota di Mataram. Nusa Tenggara Barat terdiri dari 2 pulau yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. 


Di kurun waktu tahun 2005-2008 ketika saya masih duduk di Sekolah Menengah Pertama, sering diadakan pemadam bergilir, hal ini disebabkan oleh hal yang saat itu saya tidak tahu penyebabnya. Namun rasio elektrifikasi yang kecil serta lebih besarnya beban dibanding daya mampu sistem kelistrikan NTB adalah penyebabnya, terutama di daerah saya. Saya tinggal di salah satu kecamatan di kota Mataram, yang notabene adalah ibukota yang seharusnya rasio elektrifikasi sudah 100% dan tidak ada pemadaman bergilir. Namun masih saja terjadi pemadaman listrik bergilir di seluruh wilayah dengan waktu yang cukup lama dan bisa sampai 9 jam. Hal ini tentunya membuat saya dan keluarga berspekulasi, apakah adanya kerusakan sistem atau murni karena tidak mampunya sistem tenaga listrik Nusa Tenggara Barat menyuplai beban puncak karena pemadam bergilir sering terjadi di malam hari. Saya sebagai pelajar saat itu pun cukup terganggu dalam proses belajar, semangat belajar yang tinggi pun luntur karena tidak fokus belajar hanya menggunakan lilin.


Berdasarkan beberapa sumber yang saya dapat, saat ini kondisi sistem kelistrikan Nusa Tenggara Barat sudah surplus, dengan sistem kelistikan yang terbagi menjadi :

1. Sistem Pulau Lombok meliputi kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten             Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara
2. Sistem Sumbawa meliputi Kota Sumbawa Besar dan Kabupaten Sumbawa Barat
3. Sistem Bima meliputi Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu
4. Sistem Gili Trawangan

Dengan rincian besarnya beban puncak dan daya mampu seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini.


Saat ini Nusa Tenggara Barat tidaklah seperti dulu, pembangunan sudah banyak dilakukan, perekonomian juga semakin maju terutama semenjak periode kepemimpinan Dr. K.H. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A atau yang akrab disapa dengan Tuan Guru Bajang, seorang pemimpin yang kharismatik yang saya kagumi karena bisa menjadi pemimpin baik secara agama, adat istiadat maupun struktural di pemerintahan dengan akhlak baik dan perilaku yang sangat santun. 
Salah satu yang menjadi sektor andalah untuk kemajuan perekonomian NTB adalah pariwisata dimana Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yang memiliki keindahan alam yang luar biasa sudah banyak diketahui masyarakat luas sehingga banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung, sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi di NTB dan ketersediaan sumber tenaga listrik adalah item yang sangat vital demi mendukungnya kemajuan perekonomian NTB ini sendiri.
Sistem Kelistrikan terdiri dari sistem Pembangkit, Transmisi dan Distribusi yang berkaitan satu sama lain. Detil pembagian ketiga sistem ini serta kapasitas pembangkitan di masing-masing sistem di Nusa Tenggara Barat akan saya jelaskan pada tulisan berikutnya.

Kamis, 24 November 2016

Nama Besar Perusahaan Tidak Selalu Sebaik Apa Yang Kita Bayangkan

Assalamualaikum,


Setelah sekian lama tidak menulis, saya coba untuk menulis kembali. Dulu blog ini saya gunakan hanya untuk tugas akhir salah satu mata kuliah semasa di bangku kuliah, namun insyaAllah blog ini bisa lebih bermanfaat kedepanya, baik untuk pembelajaran saya secara pribadi maupun untuk sharing pengalaman.

Saat ini saya sudah tidak dalam bangku kuliah lagi, sekarang saya sudah menyandang gelar Sarjana Teknik dibidang Teknik Elektro dengan konsentrasi yang menjadi minat saya adalah Sistem Tenaga Listrik yang bahasa awam-nya biasa disebut dengan Arus Kuat. Saya masuk dibangku perkuliahan di tahun 2011 dan lulus di tahun 2015.

Salah satu alasan utama saya kembali menulis di blog ini adalah keinginan saya untuk belajar, karena tipe seseorang dalam belajar atau gaya belajar setiap orang berbeda beda, ada yang mudah melalui audio, ada juga yang mudah melalui visual. Kecendrungan saya adalah belajar dengan visual yakni melalui pengelihatan, oleh karena itu saya lebih sering menuliskan kembali apa yang saya baca sebelumnya agar saya bisa memahami secara mendetil tentang materi tersebut.

Baik pengalaman pertama yang akan saya share adalah berupa perjalanan seorang lulusan baru atau yang biasa disebut dengan fresh graduate dalam mencari pekerjaan. Setelah lulus dari jenjang pendidikan Strata-1, berbagai pilihan bisa diambil untuk melanjutkan perjalanan atau perjuangan hidup, namun yang paling umum adalah bekerja, melanjutkan studi dan membuka usaha. Semenjak saya lulus SMA dan melanjutkan kuliah di Teknik Elektro, bekerja setelah lulus adalah orientasi saya, bekerja dibidang pertambangan atau perminyakan (oil and gas) adalah impian saya sejak masuk teknik. Alasannya sederhana yakni gaji yang tinggi, kesehatan terjamin dan bisa hidup sejahtera. Namun tidak semua apa yang telah kita rencanakan akan tercapai atau terlaksana, buktinya di tahun 2014-2016 industri minyak sedang jatuh yakni dengan turunya harga minyak dunia, tidak sedikit perusahaan yang rela mem-PHK karyawanya apalagi berharap adanya rekrutan untuk fresh graduate, sehingga mimpi bekerja di perusahaan tambang dan minyak terkemuka layaknya PT.Newmont, PT.Freeport, PT.Chevron, PT.Total EP, PT.BP, PT.Pertamina, dll hilanglah sudah. Namun apa mimpi cuman disitu saja? Tentu saja tidak.

Saya adalah seseorang dengan tipe kepribadian yang sulit sekali untuk keluar dari zona nyaman, pikiran sederhana saya setelah lulus kemudian dapat berkarir dengan baik di perusahaan yang bonafit dengan gaji yang tinggi serta kesejahteraan yang baik. Ketika mulai mengerjakan skripsi di tahun 2015 mulailah mimpi-mimpi lain bermunculan, dan mimpi-mimpi ini levelnya lebih rendah dari mimpi sebelumnya, ya Perushaan Listrik Negara (PLN) menjadi impian saya berikutnya. Prospek industri listrik yang menjanjikan di masa mendatang dan terlebih lagi didukung dengan program pengadaan listrik 35.000 MW dari pemerintahan era presiden Joko Widodo makin menguatkan mimpi saya untuk berkarir di PLN. Sembari mengerjakan skripsi, saya juga sibuk mencari informasi tentang beasiswa perusahaan dan lowongan pekerjaan untuk mahasiswa semester akhir. 

Dengan doa dan usaha, alhamdulillah sayapun berhasil mendapatkan beasiswa ikatan dinas dari salah satu perusahaan konsultasi dibidang perminyakan, PT.Synergy Engineering namanya, cukup asing ditelinga saya, namun besaran beasiswa yang ditawarkan cukup menjanjikan serta adanya ikatan dinas selama 2 tahun yang membuat saya langsung bekerja di perusahaan tersebut mendorong saya untuk mengikuti program beasiswa ini yang cukup spesifik untuk beberapa jurusan saja di fakultas teknik. Namun seperti sebelumnya tak selamanya apa yang kita harapkan akan terjadi sesuai dengan harapan, kejadian tak mengenakan saya alami dari beasiswa ini, dengan ikatan dinas yang sudah ditandatangani, perusahaan tidak memberikan hak beasiswa sesuai dengan besaran yang dijanjikan, sulitnya untuk menjalin komunikasi dengan pihak HRD juga menjadi masalah tidak adanya kepastian. Karena pengharapan yang tinggi tidak dibarengi dengan kenyataan yang ada, akhirnya saya memilih untuk fokus mengerjakan skripsi tanpa memikirkan beasiswa ini lagi dan mencari-cari beasiswa atau lowongan pekerjaan dari perusahaan lain.

PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tbk menjadi tujuan saya, kedua perusahaan ini adalah perusahaan yang sangat terkenal dan tidak asing namanya di telinga karena bisnisnya yang sudah cukup terkenal di Indonesia.

WIKA atau Wijaya Karya adalah salah satu dari 4 BUMN terbaik yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Saya mengikuti seleksi pegawai WIKA melalui jalur beasiswa ikatan dinas yang saya daftarkan saat saya masih kuliah di semester 8. Singkat cerita saya berhasil lulus di WIKA sebelum saya lulus kuliah dan untungnya WIKA mau menunggu hingga saya lulus. Dan tes PLN pun akhirnya saya tinggalkan karena sudah ada jaminan dari WIKA dan skripsi masih menjadi fokus utama sebagai syarat utama kelulusan.

Setelah saya wisuda di bulan agustus 2015, saya langsung menandatangani kontrak dengan WIKA di bulan september 2015, alhamdulillah berkat pertolongan Allah saya diberi kesempatan untuk langsung bekerja di salah satu perusahaan terbaik di Indonesia. Sejuta mimpi dan harapan timbul di benak saya ketika menginjakan kaki di Jakarta, ibukota yang terkenal keras dengan ketatnya persaingan. Hal ini membuat saya bangga karena alhamdulillah selalu bisa menginjakan kaki di tempat yang terbaik, 9 tahun bersekolah di tempat terbaik di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, 4 tahun berkuliah di Universitas terbaik di Yogyakarta, bahkan Indonesia dan akhirnya dapat bergabung dengan salah satu perusahaan konstruksi terbaik di Indonesia.

Setelah menandatangani kontrak, barulah kekecewaan muncul, mulai dari salary yang kecil yang diperparah dengan tahapan menjadi pegawai tetap yang cukup sulit karena setelah OJT calon pegawai ada kemungkinan tidak lulus dan tidak jadi pegawai tetap. Kekhawatiran ini diperparah dengan isu-isu dari senior yang menakutkan, tapi hal ini tidak membuat saya gentar karena siapa yang bersungguh-sungguh baik usaha dan doa tentunya tidak akan gagal. Keanehan mulai muncul ketika pengumuman penempatan untuk OJT atau istilah kerenya On The Job Training, saya yang semula sangat tertarik dengan keilmuan di bidang mesin listrik dan pembangkitan listrik yang sesuai dengan bidang ilmu yang saya pelajari di bangku perkuliahan ditempatkan di anak perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan High Rise Building khusus properti atau yang dikenal dengan nama PT.WIKA Realty. Hal ini cukup membuat saya kecewa dan bertanya-tanya mengapa saya ditempatkan di anak perusahaan? mengapa saya ditempatkan pada konstruksi bangunan gedung? padahal harapan saya bisa masuk departemen Power Plant & Energy atau Industrial Plant. Kesedihan yang saya alami semakin menjadi ketika semakin lama sadar ternyata saya tidak membawa nama WIKA tapi membawa nama WIKA Realty, cukup kecewa karena dari 17 orang dalam batch saya, hanya saya yang ditempatkan di anak perusahaan yang kebetulan bisinisnya sedang mengalami penurunan. 
Keluh kesah pun saya lontarkan ke orang tua saya yang selalu setia mendukung saya dan memberikan masukan serta nasihat-nasihat yang membangun. Akhirnya semangat kembali muncul, saya tetapkan target untuk lulus murni OJT dan menjadi pegawai tetap dengan harapan kesejahteraan yang didapat akan lebih baik ketika sudah menjadi pegawai tetap. Banyak godaan yang saya alami untuk keluar saat OJT, salah satunya adalah banyaknya rekrutmen PLN yang diadakan diseluruh wilaya Indonesia, namun ketidakmungkinan untuk meninggalkan pekerjaan dan mengikuti tes PLN mengurungkan niat saya dan fokus pada pekerjaan saya di WIKA Realty. Godaan lainya juga muncul dari senior dan teman-teman saya yang diterima di WIKA, 4 orang senior dan teman saya yang diterima di WIKA memilih keluar dari WIKA saat masih menjalani OJT karena diterima di perusahaan lain yang salarynya lebih besar dari WIKA dan jaminan menjadi pegawai tetapnya lebih baik, hal ini menurut saya harusnya menjadi evaluasi dari SDM WIKA sendiri karena mereka telah merelakan 4 orang sarjana teknik elektro terbaik di Indonesia karena tidak adanya jaminan yang pasti dari perusahaan dengan nilai lebih dari perusahaan yang bisa membuat calon karyawan bertahan padahal berapa banyak dana yang telah dihabiskan WIKA untuk melakukan proses rekrutmen. 

Singkat cerita sayapun bertahan di WIKA Realty dan akhirnya berhasil menjadi pegawai tetap dengan nilai diatas standar yang menjadikan saya otomatis sebagai pegawai tetap. Rasa senang tentu ada karena menyandang status sebagai karyawan BUMN walaupun sebenarnya saya ditempatkan di anak perusahaan. Kembali dalam diri saya timbul rasa ragu tentang bagaimana penggajian serta karir di WIKA Realty yang notabene adalah anak perusahaan yang organisasinya dan bisnisnya tak sebaik perusahaan induk. Akhirnya tiba saat penggajian pertama setelah pengangkatan sebagai pegawai tetap, kaget dan kecewa bukan main karena gaji saya terbilang kecil untuk standar S1 di jakarta dibanding perusahaan lain yang nilainya juga berbeda dengan apa yang sudah disampaikan HRD WIKA Pusat kepada saya. Kemudian sayapun bertanya kepada semua teman yang penempatan di Jakarta juga, karena sama-sama tidak mendapatkan detasir atau tunjangan kemahalan, dan ternyata memang ada perbedaan perhitungan gaji dan nominal antara perusahaan induk dan anak perusahaan. Selain itu saya juga mengamati jenjang karir di WIKA Realty untuk lulusan Elektro masih tidak jelas, seorang lulusan teknik elektro atau mesin di konstruksi bangunan gedung pasti akan ditempatkan sebagai Pelaksana MEP atau produksi pekerjaan MEP (Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing), dan tidak ada jalur untuk menjadi manajer proyek dan jabatan strategis lain di kantor pusat. 
Selama bekerja di WIKA Realty pun tidak pernah sama sekali saya dapatkan pelatihan peningkatan kompetensi khususnya dibidang keilmuan saya, bonus tahunanpun tidak didapat seperti teman-teman saya yang ditempatkan di WIKA Induk. Pertanyaan pun sudah saya layangkan mengenai penggajian dan pemindahan penempatan, namun nihil jawaban berarti dari pihak HRD atau Divisi SDM. Dan akhirnya dibulan Oktober 2016 setelah kurang lebih bekerja selama satu tahun saya putuskan untuk resign dan menganggur untuk fokus belajar dan mendaftar pekerjaan lainya, karena saya anggap terlalu banyak ketidak adilan yang saya terima dari perusahaan serta jam kerja yang terbilang sangat ekstrem tanpa adanya uang lembur membuat saya memutuskan untuk keluar. Saat ini saya sedang menjalani tes di beberapa perusahaan dan semoga saya bisa mendapat pekerjaan di tempat yang baru.

Dari cerita ini yang dapat saya simpulkan adalah nama besar perusahaan tidak menjamin bisa menjadi wadah yang baik dalam pengembangan diri kita sebagai individu, kemudian jenjang karir yang baik kedepanya juga harus difikirkan, setelah bekerja 5,10,15 tahun dst kita akan menjadi apa di perusahaan tersebut. Dan yang terpenting work-life balance di perusahaan seperti apa.

Sekian yang dapat saya tulis, untuk tulisan pertama setelah lama vakum ini, semoga bisa bermanfaat terutama dalam memilih perusahaan, mungkin kedepanya saya bisa sharing tentang pengalaman menjadi job seeker dan tahapan dalam rekrutmen suatu perusahaah.
Terima kasi atas perhatianya,

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh