Saya ingin bercerita tentang pengalaman bekerja dan kemudian bagaimana berhenti bekerja serta kembali mengikuti tes-tes kerja. Pengalaman ini adalah salah satu yang paling penting di hidup saya, karena dilalui dengan perjuangan dan kerja keras, namun apa yang bisa saya dapat disini adalah setiap manusia itu memang harus memiliki mimpi dan cita-cita yang digapai dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh serta do'a yang kuat, namun di akhir perjalanan Allah lah yang akan menentukan takdir kita dan apa yang kita peroleh. Mengutip pernyataan salah satu pegawai Indonesia Power yang mengingatkan saya tentang suatu hal, kutipan ini saya dengar ketika saya mengikuti seleksi wawancara akhir/wawancara user di PT.Indonesia Power, yakni "Rezeki, jodoh dan kematian adalah 3 hal yang kita tidak tahu dan telah ditentukan oleh Allah", kata-kata ini menyadarkan saya bahwa rezeki yang salah satunya kita peroleh dengan bekerja telah menjadi ketetapan Allah, maka untuk menjemputnya harus diiringi dengan ikhtiar dan doa.
Bekerja adalah salah satu yang diinginkan para sarjana ketika lulus kuliah, begitupun dengan saya, dari pilihan melanjutkan sekolah, berwirausaha dan bekerja, bekerja adalah pilihan yang paling banyak peminatnya. Setiap lulusan S1,D4 dan D3 yang merupakan program umum di universitas dan paling banyak dibutuhkan perusahaan saat ini mengharapkan bekerja di perusahaan yang terbaik. Salah satu perusahaan yang paling banyak diminati adalah yang bertitel "Plat Merah" atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), rekrutmen dari BUMN selalu menarik banyak pelamar yang jumlahnya hingga puluhan ribu.
Begitupun dengan saya, BUMN adalah prioritas nomor 1 yang saya tuju. Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Maulana Hidayatullah, saya menyelesaikan pendidikan S1 saya di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, saya mengambil jurusan Teknik Elektro dengan konsentrasi Sistem Tenaga Listrik atau yang dikenal dengan 'arus kuat'.Saya mulai berkuliah di tahun 2011 dan lulus di tahun 2015. PT.Perusahaan Listrik Negara atau PLN merupakan BUMN impian saya sejak mengawali kuliah, namun Allah telah memberikan saya jalan yang berbeda, sekalipun saya tidak pernah mengikuti seleksi dari perusahaan impian saya ini karena rezekinya di tempat lain.
1.PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk
Salah satu perusahaan plat merah terbaik di bidang konstruksi
2.PT.Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Perusahaan plat merah terbaik di bidang transportasi udara
3.PT.Indonesia Power
Anak perusahaan dari PLN yang khusus bergerak pada industri pembangkitan listrik
Ketiga nama perusahaan di atas pastinya sudah tidak asing ditelinga para pelamar pekerjaan terutama orang-orang yang ada di jurusan teknik karena besarnya rekrutmen yang dilakukan. Namun sangat disayangkan saya harus kehilangan ketiga perusahaan tersebut di waktu yang cukup berdekatan, sungguh pengalaman yang sangat menyedihkan.
Di awal tahun 2015, saya mulai mengerjakan skripsi atau tugas akhir untuk bisa lulus dan menyandang gelar sarjana teknik yang nantinya saya harapkan dapat menjadi modal awal saya dalam mencari pekerjaan. Sembari mengerjakan skripsi saya mengisi waktu di semester akhir atau semester 8 dengan mengikuti kursus TOEFL karena ini juga merupakan hal penting dalam melamar pekerjaan. Di saat yang bersamaan saya pun mencoba untuk mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan, terutama yang diperuntukkan bagi mahasiswa semester akhir. Saat itu tepatnya di bulan maret 2015 saya melihat ada peluang bagi mahasiswa semester akhir untuk mengikuti seleksi beasiswa PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, yang mana penerima beasiswa ini akan langsung menjadi pegawai setelah lulus nanti. Saya melamar menggunakan aplikasi Engineering Career Center (ECC) Universitas Gadjah Mada yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi jobseeker di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Beberapa waktu kemudian sayapun mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tes, dan dari sekian banyak pelamar akhirnya saya bisa lulus menjadi calon pegawai PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk. Sebenarnya program beasiswa ini ditujukan untuk mahasiswa yang duduk di semester 6, karena program beasiswa ini dijalankan selama 1 tahun, sehingga karena saat itu saya telah duduk di semester 8, maka saya tidak mendapatkan beasiswa dan langsung menjadi calon pegawai saja.
Setelah mendapatkan kepastian bahwa saya akan bekerja di BUMN sekelas WIKA, maka saya fokus mengerjakan skripsi dan berhasil wisuda di bulan agustus 2015. Dua minggu kemudian saya langsung berangkat ke Jakarta untuk menandatangani kontrak kerja dengan WIKA. Yang membuat saya terkejut disini adalah ternyata setelah melewati serangkaian tes, saya diterima sebagai "calon pegawai" karena ada masa 6 bulan OJT (On The Job Training) dan beberapa tahapan lagi untuk menjadi pegawai tetap sesungguhnya dan masih ada kemungkinan untuk tidak lolos sehingga harus keluar dari WIKA. Tahapan untuk menjadi pegawai WIKA memang cukup berat, tapi saya yakin jika kita bersungguh-sungguh tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih. Seperti yang telah saya jelaskan pada tulisan sebelumnya, saya di tempatkan di PT.WIKA Realty yang merupakan anak perusahaan dari WIKA yang bergerak di bidang developer properti. Sejak awal bergabung bersama WIKA besar harapan saya untuk bisa menjadi kontraktor Power Plant atau Industrial Plant, namun begitulah perusahaan, menempatkan karyawanya sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan. Kerja di konstruksi bangunan gedung bukanlah passion saya, hal ini membuat saya tidak nyaman, terlebih lagi posisi saya sebagai pelaksana yang notabene merupakan pegawai kasta terendah dalam konstruksi bangunan gedung. Yang perlu saya tekankan lagi kepada teman-teman semua adalah kerja di bidang konstruksi akan menuntut kita untuk kerja dengan jam yang tidak stabil, bisa sangat sibuk dan bisa sangat santai. Semua juga bergantung pada progres pekerjaan di lapangan dan dana yang tersedia. Jika sesuai maka kita akan bekerja sesuai dengan kurva S yang telah direncanakan.
Nama besar perusahaan dan jumlah pendapatan yang diterima belum tentu menjadi patokan agar seseorang bisa nyaman dalam bekerja. Work-life balance juga hal yang penting dalam memilih pekerjaan, karena kita hidup tidak hanya untuk bekerja. Bekerja di proyek bangunan gedung selama 1 tahun, keseimbangan antara bekerja dan mengerjakan hal lain seperti berkumpul dengan teman, pulang kampung atau mengerjakan hal yang menjadi hobi kita merupakan hal yang sulit saya dapatkan, karena harus sering standby di proyek dengan libur yang tidak jelas, bahkan di tanggal merah sekalipun pekerjaan konstruksi tetap berjalan. Karena banyak pertimbangan seperti mungkin yang telah saya jelaskan pada tulisan sebelumnya yakni :
1. Work-life balance
2. Passion
3. Kesesuain Gaji
4. Pelatihan Kompetensi
Keempat hal tersebut tidak saya dapatkan di WIKA, maka saya berusaha untuk mendaftar di perusahaan lain yang menawarkan 4 item tersebut dengan lebih baik. Saat itu Garuda Indonesia dan Indonesia Power lah yang menjadi tujuan utama saya. Karena sudah tidak fokus bekerja karena merasa mendapatkan sesuatu yang tidak adil, sayapun makin gencar untuk melamar di berbagai perusahaan. Sehingga pada suatu titik dimana dalam 1 minggu saya melaksanakan tes di 4 hari yang berbeda dari 3 perusahaan yang berbeda. Saat itu saya dihadapkan pada 2 pilihan, bekerja sambil mengikuti tes yang resikonya keduanya tidak dapat dilakukan dengan maksimal dan berhenti dari pekerjaan untuk fokus tes yang resikonya tidak dapat penghasilan dan menganggur. Namun karena ketidak nyamanan serta ketidak adilan yang sangat besar sejak awal saya berabung dengan WIKA, maka saya putuskan untuk resign dan fokus untuk tes.
Sebagian besar orang menganggap saya bodoh dan tidak sabaran karena melepas status sebagai pegawai BUMN, namun saat itu saya berfikir bahwa hidup adalah pilihan, dan saya juga sudah besar, segala keputusan yang saya buat maka saya sendiri yang akan menanggung resikonya. Namun hal ini yang membuat saya bersemangat untuk belajar dan melakukan persiapan terutama bahasa inggris dan me-review kembali materi teknik elektro yang telah lama saya lupakan, serta yang paling penting mengatur pola makan dan olahraga karena tes kesehatan dari perusahaan-perusahaan ini sangat lah ketat dan berlatih menghadapi wawancara. Setiap hari saya isi dengan berolahraga dan belajar, rasanya lega ketidak nyamanan dan ketidak adilan yang saya peroleh di WIKA bisa lepas. Namun kegalauan baru muncul yakni "menganggur", namun saya hilangkan dengan motivasi dan do'a. Berbagai tes saya lakukan, penantian akan pengumuman pun membuat hati berdebar dan akhirnya dalam 2 bulan masa menganggur saya, saya kehilangan 2 perusahaan yang saya idam-idamkan. Saya gugur di Garuda Indonesia pada tahap ke-5 dari 7 tahapan dan gugur di tahapan terakhir Indonesia Power, ya bayangkanlah kesedihan kehilangan 3 hal penting ini. Dalam susasana sedih yang mendalam dan di akhir tahun yang mana semua perusahaan pasti libur dan tidak mungkin ada tes lagi, sayapun memutuskan untuk pulang kampung ke kota kelahiran saya Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Di akhir tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa, "Rezeki telah diatur oleh Allah, manusia boleh berencana namun Allah yang menentukan". Indonesia Power merupakan perusahaan terakhir yang menjadi harapan saya, entah apa yang ingin Allah tunjukkan kepada saya, saya digagalkan di tahap terakhir dimana pewawancara yang mewawancarai saya di tahap akhir adalah mantan HRD WIKA, dengan segala kekurangan dan kesalahan saya pada wawancara tersebut akhirnya saya tidak lolos untuk menandatangani kontrak dengan Indonesia Power. Di balik kesedihan saya di kampung halaman di penghujung tahun 2016, bertepatan saat penandatanganan kontrak Indonesia Power dilakukan, Allah menunjukan kebesaranya, Alhamdulillah saya diterima di PT.SUCOFINDO yang merupakan BUMN juga, yang tidak begitu saya harapkan dan hanya jadi pengiring atau pengisi waktu luang selagi berusaha menggapai Garuda Indonesia dan Indonesia Power, lagi-lagi di tahap ini saya disadarkan bahwa mungkin disinilah rezeki saya dan saya harus banyak-banyak bersyukur.
"Apa yang menurut manusia baik belum tentu baik menurut Allah dan apa yang menurut manusia buruk belum tentu buruk menurut Allah, setiap kejadian pasti ada hikmahnya, teruslah berusaha dan berdoa serta selalu bersyukur"
Kutipan yang saya peroleh dari nasihat ayah saya, dan menjadi kesimpulan dari tulisan ini.
Sekian sharing dari saya,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
"Apa yang menurut manusia baik belum tentu baik menurut Allah dan apa yang menurut manusia buruk belum tentu buruk menurut Allah, setiap kejadian pasti ada hikmahnya, teruslah berusaha dan berdoa serta selalu bersyukur"
Kutipan yang saya peroleh dari nasihat ayah saya, dan menjadi kesimpulan dari tulisan ini.
Sekian sharing dari saya,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Assalamualaikum bang, ada kontak yg bisa dihubungi ga bang? Saya mau tanya-tanya. Dan minta share pengalaman
BalasHapushttps://www.linkedin.com/in/maulana-hidayatullah-405154a5/
BalasHapuschat lewat LinkedIn ane aja gan
Permisi bang, apa bisa kontak lewat media lain? Saya ada mau tanya-tanya juga tapi linkedin gabisa kalau ga premium nih. Thx
Hapus